Matematika merupakan ilmu eksak yang akan terus berkembang dan menghasilkan sesuatu yang baru di setiap masanya. Di dalam perkembangannya sendiri, perubahan pemikiran ilmiah tidak selalu diterima karena bertentangan dengan kepercayaan populer masyarakat kala itu. Kejadian seperti ini dialami oleh Hippasus, seorang murid Pythagoras, yang telah mengubah sejarah matematika karena telah berhasil menunjukkan keberadaan bilangan irasional. Akan tetapi penemuannya tersebut harus dibalas dengan nyawanya sendiri. Alasannya sederhana, karena eksistensi bilangan irasional bertentangan dengan kepercayaan para pengikut Pythagoras saat itu.

Hippasus
Sekitar abad ke-5 SM, kelompok filsuf tradisionalis memercayai bahwa setiap bilangan dapat dituliskan sebagai perbandingan dari dua bilangan bulat lainnya yang tidak memiliki pembagi yang sama selain 1 (artinya, kedua bilangan tersebut saling relatif prima). Semisal bilangan 25 dapat dituliskan menjadi , dan bilangan
dapat dituliskan menjadi
. Bilangan-bilangan ini dikenal sebagai bilangan rasional.
Berbeda halnya dengan Hippasus. Saat ia bekerja pada teorema Pythagoras (teorema yang dicetuskan oleh gurunya sendiri), ia menemukan sesuatu yang janggal saat berhadapan dengan sebuah segitiga siku-siku dengan panjang alas dan tinggi sebesar 1 satuan.
Panjang sisi miring yang ia dapatkan adalah sebesar . Akan tetapi ini menimbulkan pertanyaan, sebab betapapun kerasnya ia mencoba menyatakan
sebagai perbandingan dua bilangan bulat, namun hasilnya tetap gagal. Alih-alih menyerah, ia mulai mencoba membuktikan keirasionalan dari
dengan menggunakan kontradiksi.
Pertama-tama ia mengandaikan bahwa merupakan bilangan rasional. Artinya,
dapat dituliskan sebagai perbandingan dari dua bilangan bulat, katakanlah
, dituliskan
di mana dan
relatif prima. Kuadratkan kedua ruas untuk memperoleh
Karena merupakan bilangan genap, maka
juga merupakan bilangan genap. Karena
genap, maka pastilah
juga genap, sehingga dapat dituliskan sebagai
. Dari sini kita punya
, atau jika disederhanakan kembali menjadi
. Karena
merupakan bilangan genap, maka
juga bilangan genap, begitupun dengan
. Artinya baik
maupun
keduanya merupakan bilangan genap. Tetapi dua bilangan genap tidak mungkin saling relatif prima. Terjadi kontradiksi, sehingga mestilah
bukan merupakan bilangan rasional.
Pythagoras tidak dapat membantah pembuktian Hippasus ini, namun keberadaan bilangan irasional bertentangan dengan filosofi yang dianut olehnya. Hingga pada akhirnya menimbulkan kecaman dari para pengikut Pythagoras, khususnya filsuf tradisionalis yang sangat fanatik terhadap kepercayaannya. Mereka merasa penemuan Hippasus telah mengejek hukum mutlak bahwa semua bilangan adalah bilangan rasional. Hasilnya, Hippasus dikutuk mati oleh kaum ini dan dilabeli “pembawa ajaran sesat”.

Sumber : nytimes.com
Banyak spekulasi yang hadir terkait kematian Hippasus. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah para pengikut Pythagoras menenggelamkan Hippasus ke laut saat melakukan pelayaran di samudra, kemudian mereka bersumpah untuk menjaga dan merahasiakan keberadaan bilangan irasional tersebut.
Jadikan sejarah sebagai pelajaran
Sumber Pustaka
History of Irrational Numbers. Brilliant.org. Diakses 21 Juli 2018 [https://brilliant.org/wiki/history-of-irrational-numbers/]
Sumber Gambar
Hippasus [https://en.wikipedia.org/wiki/Hippasus]
Comments ( 3 )
Menurut pembahasan diatas, bahwasanya Hippasus mati dibunuh oleh sekelompok pengikut Pytagoras yg sangat fanatik dengan kepercayaannya, sampai2 setelah mereka membunuh Hippasus, mereka merahasiakan gagasan yg diungkapkan oleh Hippasus yakni Bilangan Irasional. Pertanyaannya, kenapa sekarang Bilangan Irasional sudah resmi masuk kedalam ilmu matematika ?
pada bagian ini…Artinya baik p maupun q keduanya merupakan bilangan genap. Tetapi dua bilangan genap tidak mungkin saling relatif prima….ga paham eh mba…maklum fakir ilmu matematika…tx
Hai Subekti… Terima kasih telah mampir di web kami.
Pertanyaan maupun komentar sangat kami tunggu agar konten kami terus memberikan manfaat dan mudah dipahami.
Saya akan coba jelaskan walaupun mungkin bisa jadi tidak membuat Subekti langsung paham karena materi lengkapnya di bahas di mata kuliah analisis riil/teori bilangan/matematika diskrit.
Pembuktian di atas memang sedikit membuat kita pusing. No problem, saya percaya Subekti nanti akan paham. Tetap semangat belajar dan bertanya yaa…Dari pertanyaan di atas saya asumsikan Subekti telah paham bahwa p genap dan q genap.
Jika bilangan genap bisa direpresentasikan dengan 2*n dengan n bilangan bulat. Maka kita bisa misalkan bilangan genap yang pertama sebagai 2n dan bilangan genap yang kedua sebagai 2m. Keduanya minimal mempunyai faktor persekutuan yang sama yaitu 2. Betul kan?
Contoh 10 dan 20. 10 mempunyai faktor : 1,2,5,10. 20 mempunyai faktor : 1,2,4,5,10,20.
Keduanya mempunyai minimal faktor persekutuan yang sama yaitu 2.
Nah, Dua bilangan, dikatakan relatif prima jika kedua bilangan tersebut tidak mempunyai faktor persekutuan positif kecuali 1.
Jadi, dua bilangan genap tidak mungkin relatif prima.
Cmiiw. Tx