Sama halnya dengan artis yang terkenal di suatu negara, bilangan pun ada yang terkenal, lho. Bilangan tersebut adalah bilangan pertama yang dibuatkan simbol khusus oleh manusia. Bilangan tersebut simpel, “seperti” bilangan rasional, yaitu perbandingan 2 bilangan bulat. Tetapi jika kita ingin mengubahnya ke dalam bilangan desimal, maka bilangan tersebut akan mempunyai angka di belakang koma tanpa henti dan tidak berpola.

Bilangan tersebut adalah .

Bukankah itu 3,14 atau 22/7 ?

Pada level pemahaman tertentu, “disederhanakan” menjadi 3,14. Padahal masih banyak angka di belakang komanya. Atau “disederhanakan” menjadi 22/7. Padahal 22/7 adalah batas atasnya, yang mana dalam perhitungan pada level rendah dianggap angka yang paling mendekati.

Jika tidak bisa direpresentasikan oleh bilangan secara presisi, bagaimana kita mendefinisikannya?

adalah rasio dari keliling dan diameter lingkaran.

Lalu mengapa sebegitu terkenal ?

Pada peradaban manusia saat itu, pencarian luas lingkaran adalah sebuah teka-teki yang luar biasa dan menantang. Orang mungkin bisa membuat bentuk lain seperti segitiga di dalamnya, atau pun di luarnya untuk mengetahui luas daerahnya. Pencarian itu seperti perjalanan petualangan kemampuan akal manusia bertahun-tahun, hingga bahkan ratusan tahun melintasi beberapa generasi. Sebut saja Archimedes, Newton, Fibbonaci and gengnya. Sampai pada abad ke-19 penjelasan tentang rumus lingkaran yang memuat bilangan dianggap cukup rinci seiring berkembangnya cabang ilmu matematika, yaitu Calculus.

Namun masalahnya adalah, sampai saat ini pun, dengan menggunakan perhitungan komputer tercanggih, masih tetap tidak terbatas bahkan ajaibnya tidak berpola. Itu artinya, meski secara definisi merupakan rasio (perbandingan) keliling dengan diameter, tidak serta merta adalah bilangan rasional yang sesimpel perbandingan 2 bilangan (22/7).

Coba Anda ambil dua bilangan, “anggaplah” yang satu keliling dan yang satu lagi diameter, kemudian hitung pake kalkulator tercanggih. Berapakah hasil dari keliling dibagi diameternya? Ada berapa angka di belakang koma?

Nah, sekarang coba kamu bayangkan ada dua bilangan, yang merepresentasikan keliling dan diameter, yang apabila kita bandingkan (bagi) akan menghasilkan nilai yang sampai saat ini belum ketemu akhirnya dan tidak berpola!

Itulah sebabnya masih menjadi misteri sampai sekarang. Dan masih terkenal hingga saat ini sampai-sampai dibuatkan harinya , yaitu 14 Maret (why?).

Akibat dari belum ketemunya nilai presisi dari , menandakan bahwa sampai saat ini tidak ada sebuah lingkaran yang memiliki keliling dan diameter yang keduanya bilangan bulat. Kalaupun ada pada soal SD dengan memisalkan keliling 22cm dan diameter 7cm, Apakah Anda yakin di dunia nyata ada lingkaran dengan ukuran seperti itu? Coba buatkan pada secarik kertas!

Jadi, sampai saat ini, adalah bilangan irational, bukan 3,14 bukan 22/7 tapi merupakan perbandingan (ratio) keliling dan diameternya.

“Probably no symbol in mathematics has evoked as much mystery, romanticism, misconception and human interest as the number pi”

~William L. Schaaf, Nature and History of Pi

Ilmu Allah bagaikan samudra sedangkan ilmu manusia hanya debu. Telah dijadikan dalam pandangan manusia sesuatu yang dirasa indah seperti harta, perempuan, anak dan kuda pilihan. Tapi di sisi Allah lah surga yang sebenarnya paling indah. Yang diperuntukan bagi orang yang bertakwa.