Sejarah kalkulus terbagi ke dalam beberapa fase, yaitu:
Fase I: Pada masa ini, ide-ide atau gagasan mengenai Teorema Dasar Kalkulus sudah muncul, namun belum dikembangkan secara signifikan. Tokoh penting yang berkontribusi dalam fase ini adalah Eudoxus (408-355 SM) dan Archimedes (287-212 SM). Pada saat itu, Archimedes mempelajari bagaimana caranya menentukan luas bangun yang tidak beraturan, yang nantinya konsep tersebut kita gunakan untuk menentukan luas wilayah yang dibatasi oleh kurva.

Archimedes from pixels.com
Fase II: Kalkulus yang kita pelajari sekarang ini ditemukan oleh Leibniz (1646-1716) dan Newton (1643-1727). Keduanya merupakan ilmuwan yang hidup dalam waktu yang sama namun tempat yang berbeda dan bekerja secara terpisah, tetapi hasil dari pemikiran mereka memiliki titik temu. Leibniz bekerja pada integral, sedangkan Newton bekerja pada turunan. Kemudian perjuangan mereka berdua dilanjutkan oleh Jacob Bernoulli dan Johann Bernoulli.

Newton from paintingvalley.com
Fase III (Modern): Pada abad ke-19, para ilmuwan membuat analisis yang ketat dengan proses yang panjang. Tokoh yang berkontribusi dalam masa ini adalah Cauchy, Dirichlet, Riemann, Abel, Bolzano, Weierstrass, dan Dedekind.
Fase IV (Modern): Tokoh pada masa ini adalah Cantor (yang menemukan teori himpunan), Baire, dan Lebesgue. Pada masa ini ilmu yang berkembang adalah mengenai teori himpunan.
Berdasarkan pemaparan mengenai sejarah singkat kalkulus, kita dapat simpulkan bahwa kalkulus yang kita pelajari adalah pemikiran dari Leibniz dan Newton, yakni mengenai turunan dan integral. Karenanya, kalkulus terbagi ke dalam dua cabang utama, yaitu kalkulus diferensial dan kalkulus integral.
Jadi materi utama yang akan dikaji di dalam kalkulus adalah mengenai limit, turunan, integral, dan juga perluasannya. Seru, kan?
Mau coba kuisnya? Klik di sini
Jangan merasa berat sebelum melakukan, jangan merasa kenyang sebelum makan.
Comment ( 1 )
Terimakasih atas penjelasannya, sangat mudah dipahami oleh pemula. Keep the good work ?